Menguping atau “nguping” biasanya lebih diasosiasikan sebagai kegiatan yang negatif karena mendengarkan sesuatu hal yang seharusnya tidak didengarkan. Namun, nguping sebenarnya tidak sesempit itu, juga tidak selalu berkonotasi negatif. Bahkan, dalam dunia Public Relations, seorang praktisi Public Relations di PR Agency Jakarta harus punya keahlian dalam menguping.
“Public Relations harus bisa Nguping? Nguping yang gimana?”
Nguping di ranah Public Relations adalah kemampuan para praktisi untuk mendengar percakapan di ruang publik. Tak hanya ikut dalam percakapan, praktisi public relations juga harus bisa mendapatkan “data penting” bagi brand atau organisasi.
Pengertian Media Monitoring
Singkatnya, Media Monitoring adalah aktivitas praktisi PR untuk membedah pemberitaan yang telah ditayangkan oleh media massa. Ini bisa mencakup menonton, membaca, atau mendengarkan konten editorial yang mengandung kata kunci atau suatu topik tertentu. Melalui media monitoring, kita sebagai PR konsultan menjadi tahu apa yang sedang terjadi di luar sana yang berkaitan dengan industri klien, pemberitaan terhadap klien sampai pemberitaan tentang kompetitor.
Baca juga:
Social Listening: Teknik Mendengar Percakapan Konsumen di Media Sosial
Bagaimana Menjadi Seorang Public Relation Di Era Digital Dan Saat Pandemi?
Yap, “data penting” yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan temuan-temuan yang nantinya dapat dijadikan acuan dan landasan dalam penentuan langkah strategis kedepannya dan membantu menentukan pengambilan kebijakan. Untuk itu, analisis konten paling dasar yang wajib dilakukan adalah mengkategorikan pemberitaan berdampak positif/netral/negatif. Kategorisasi ini bukan pekerjaann yang mudah, karena berita tidak selalu sepenuhnya bernada positif ataupun sepenuhnya negatif.
Media Monitoring Tools Ala Media Buffet PR
Sebagai PR Agency Jakarta, Media Buffet PR rutin melakukan kegiatan media monitoring kepada beberapa klien sebagai daily report. Biasanya, media monitoring dilakukan saat pagi hari agar hasilnya bisa dibawa oleh klien sebagai data saat meeting internal atau saat sore hari apabila klien sedang mengalami krisis.
Seperti Sinka, konsultan Media Buffet yang sedang aktif melakukan media monitoring untuk Wise. Baginya, media monitoring bagaikan menjadi “mata-mata”; membaca dan menganalisa dengan teliti pemberitaan media terhadap klien atau kompetitor. Apa yang sedang kompetitor lakukan, hadapi bahkan rencana kompetitor ke depan.
Selain melakukan media monitoring secara manual seperti yang dilakukan Sinka, Media Buffet PR juga tidak jarang menggunakan tools online Brand24 atau Global Insight agar mempermudah penangkapan pemberitaan secara online, baik itu tentang brand, kompetitor maupun industri yang berkaitan dengan brand.
Media monitoring tidak hanya dilakukan saat terkena krisis saja, namun harus secara rutin agar dapat mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan akan datang. Hal ini akan berdampak positif terhadap pengambilan keputusan dan juga menentukan strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.