UGC campaign

Best Strategy UGC Campaign yang Belum Banyak Diketahui

User Generated Content (UGC) masih menjadi pilihan favorit bagi brand dalam mempromosikan produk mereka. Dengan mengandalkan review organik dari audiens, brand bisa mendapatkan exposure secara gratis sekaligus membangun kepercayaan konsumen.

UGC adalah konten yang dibuat oleh konsumen, baik dalam bentuk foto, video, tulisan, maupun review. Oleh brand postingan tersebut kemudian di-repost di akun resminya sebagai bentuk validasi sosial dan testimoni dari pelanggan.

Strategi ini dianggap hemat biaya karena brand tidak perlu mengeluarkan anggaran besar untuk produksi konten. Cukup dengan mendorong audiens berbagi pengalaman mereka, exposure bisa berkembang secara organik.

Meski terlihat sederhana, menggerakkan audiens untuk berpartisipasi dalam campaign UGC ternyata tidak semudah itu. Nyatanya, tidak semua campaign UGC sepenuhnya berhasil. Lalu, apa saja kesulitan yang kerap muncul dalam menjalankan campaign tersebut?

UGC campaign Itu Murah & Efektif

Banyak brand menganggap campaign UGC sebagai strategi marketing yang hemat biaya, namun bisa mendorong audiens bisa berpartisipasi secara masif dan menghasilkan konten berkualitas. Dengan begitu, brand dapat menyebarkan konten secara luas tanpa perlu mengeluarkan budget fantastis untuk produksi.

Di Media Buffet, kami telah beberapa kali menjalankan campaign tipe ini untuk klien. Salah satu yang sukses adalah campaign #JedagJedugTangguh, yang diinisiasi oleh Cellos. Dengan total sebanyak 800 konten, audiens bebas berkreasi jedag-jedug menggunakan motor tangguh mereka di TikTok.

Kalau ditarik ke belakang, campaign ini sebenarnya sederhana banget. Hanya bermodal template jedag-jedug di TikTok, audiens bebas berkreasi menunjukkan motor tangguh mereka dengan cara yang unik. Apalagi, TikTok memang jadi ‘markas’ buat banyak komunitas motor, nggak heran kalau campaign ini bisa dibilang berhasil.

Campaign Kamu Gagal?Mungkin ini Penyebabnya

Ada beberapa tantangan yang sering muncul dalam campaign UGC. Pertama, tidak semua orang tertarik membuat konten untuk brand, terutama jika tidak ada insentif yang jelas. Karena itu, banyak yang mengemas campaign dalam bentuk sayembara berhadiah untuk mendorong partisipasi audiens.

Kedua, tidak semua audiens mampu menghasilkan konten yang sesuai dengan standar branding. Hasilnya, beberapa konten UGC bisa jauh dari ekspektasi brand, bahkan berisiko merusak citra mereka. Oleh karena itu, brand harus siap menghadapi kemungkinan munculnya konten yang kurang sesuai.

Apakah kami pernah gagal dalam menjalankan campaign UGC? Tentu pernah. Ini terjadi ketika kami merasakan kesulitan saat running campaign UGC Motor Tangguh.

Kami mencoba menyesuaikan konsep agar bisa dicerna lebih mudah oleh audiens. Beberapa kali kami melakukan penyesuaian dengan harapan audiens bisa termotivasi untuk mengikuti campaign ini. 

Yang membuat campaign ini dirasa sulit adalah konsep membuat video UGC dengan cerita mengenai ketangguhan motor audiens. Ditambah, audiens perlu membeli produk oli yang harganya pun lumayan. Dari konsep saja, sudah terdengar berat.

Strategi Agar UGC Campaign Berjalan Efektif

Agar campaign UGC berjalan efektif, ada beberapa hal yang perlu diterapkan oleh brand. Pertama, brand harus menentukan konsep yang matang dan terarah. Hal ini penting untuk memudahkan audiens yang berminat untuk berpartisipasi dalam campaign.

Untuk menarik lebih banyak peserta, menargetkan komunitas tertentu sebagai audiens utama sangat direkomendasikan. Selain itu, bekerja sama dengan influencer yang relevan juga bisa membantu memperluas jangkauan campaign. Seperti yang kami lakukan untuk Motor Tangguh, bekerjasama dengan beberapa KOL dan komunitas ojek online Gojek On Twitt.

Insentif seperti hadiah menarik juga bisa diberikan untuk meningkatkan motivasi audiens dalam berpartisipasi. Dengan strategi yang tepat, campaign UGC dapat menghasilkan dampak optimal tanpa mengorbankan kualitas maupun kredibilitas brand.

Campaign UGC memang menjanjikan, tetapi tanpa strategi yang matang, brand bisa kehilangan momentum atau bahkan merusak citranya sendiri.

Penulis: Sonya Prameswari

Share with
Popular Post
Arsip
id_ID