Fenomena Personal Branding Para Atlet Olahraga

Pesepakbola, pebasket, ataupun petenis lebih dari sekadar atlet olahraga, terlebih lagi sejak munculnya sosial media dan digital. Mereka sudah jadi figur di masyarakat dengan ciri khasnya masing-masing. Ciri tersebut perlahan berubah menjadi brand yang memiliki potensi bisnis serta nilai komersial yang tak terhingga.

Personal Branding di Dunia Olahraga

Sebelum kita mulai, kita inget-inget lagi yuk apa itu brand. Brand adalah citra atau persepsi seseorang tentang suatu produk atau perusahaan. Brand adalah sebuah janji. Brand adalah kombinasi lengkap dari asosiasi yang orang bayangkan ketika mendengar sebuah nama perusahaan atau produk. Bahkan sampai-sampai ada yang mengatakan bahwa brand adalah roh dari sebuah produk.

Tapi ngomongin branding, kita tidak melulu membicarakan sebuah produk. Bahkan orang pun bisa dipasarkan. Seseorang bisa dikemas menjadi sebuah brand tertentu yang bisa dikapitalisasikan dari berbagai aktivitas pemasaran.

Secara spesifik personal branding bagaimana seseorang mengembangkan dan memaksimalkan potensi/ketrampilan diri (skill), perilaku (behaviour) dan memahami nilai unggul (value) apa yang ingin dilakukan dan ingin dicapai dalam dirinya.

Ketika kita membicarakan David Beckham, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Michael Jordan, Lebron James, dan Naomi Osaka, kata-kata apa yang langsung muncul dipikiran kita? Populer? Hebat? Superstar? Jago? Juara?

Itulah persepsi yang melekat dengan mereka yang dibangun dengan waktu yang tidak singkat. Tanpa kita sadari, kita mengasosiasikan mereka dengan kata-kata seperti prestasi, pemenang, dan pekerja keras.

Personal branding menjadi bagian penting dari karir pemain olahraga professional dan aspek penting bagi calon sponsor yang ingin bekerja sama dengan atlet profesional. Untungnya, kita hidup di era media sosial; tidak pernah semudah ini untuk terhubung dengan ribuan penggemar dari seluruh dunia.

Kenapa harus bersusah payah bangun personal branding? Bukannya harus fokus ke karir olahraganya?

Hmm betul! Tapi kita tidak bisa mengabaikan kekuatan branding. Semakin banyak dukungan dan perhatian dari fans, semakin bernilai pula atlet tersebut di mata brand dan bisnis olahraga, seperti Nike dan Adidas. Dua perusahaan terkenal itu bisa memberikan kontrak jutaan dollar kepada atlet dengan pengikut dan basis fans yang besar.

Dalam konteks ini, brand juga bukan hanya perlengkapan olahraga saja, tapi juga bisa brand dalam bentuk club, misalnya club sepak bola Real Madrid, Manchester United, Barcelona dll.

Pada akhirnya, strategi branding akan membuat atlet bernilai lebih. Jadi, jangan heran kejadian Christiano Ronaldo lebih pilih minum air putih ketimbang soda bikin heboh karena hal tersebut selain akan menurunkan nilai sang pemain juga secara tidak langsung akan mengurangi nilai dari klub itu sendiri.

Share with

Tinggalkan Balasan

Popular Post
Arsip
id_ID