Jenewa, 10 Oktober 2019 – Amartha, perusahaan fintech peer-to-peer lending terpercaya berizin usaha dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Amartha menerima penghargaan sebagai perusahaan jasa keuangan yang berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pertama, yaitu pengentasan kemiskinan.
Amartha menjadi satu-satunya perusahaan fintech dari Asia Tenggara yang terpilih sebagai finalis bersama sebelas negara berkembang lainnya dari seluruh dunia. Terhitung ada tiga perusahaan fintech dari India, Meksiko dan Somalia/Peru yang menjadi pesaing Amartha pada kategori Jasa Keuangan.
Penghargaan yang diprakarsai oleh UNDP, EPFL, Orange dan SAP ini bertujuan untuk mengidentifikasi perusahaan yang masuk dalam kategori Growth Stage Impact Ventures (GSIV), yang fokus tidak hanya pada pelanggan, tetapi juga menyediakan produk dan layanan yang akan membantu masyarakat mencapai potensi pengembangan manusia.
“Melalui kemitraan kami dengan EPFL, SAP dan Orange, dan dukungan dari sektor swasta, PBB dan komunitas pembangunan yang lebih luas, kami dapat mengidentifikasi pengusaha-pengusaha terbaik dengan model bisnis yang solid dan memiliki dampak sosial. Mereka menunjukkan banyak kasus bisnis untuk SDG, bahkan dalam konteks yang paling sulit,” kata Maria Luisa Silva, Direktur UNDP di Jenewa.
Sebelumnya SDG Finance Geneva Summit 2019 telah berhasil mengumpulkan 119 proposal program SDGs mengenai akses kesehatan, energi iklim, dan jasa keuangan, dari perusahaan yang minimal telah mendapatkan pendanaan Series A di empat puluh negara berkembang dari seluruh dunia.
Amartha terpilih sebagai fintech peer-to-peer lending terbaik di Asia Tenggara karena telah berhasil menurunkan angka kemiskinan perempuan desa mitranya hingga 22 persen dalam dua tahun terakhir, lebih cepat dari penurunan angka kemiskinan nasional. Bahkan data dari Social Accountability Responsibility (SAR) 2018 menyebutkan bahwa Amartha telah berhasil meningkatkan pendapatan mitranya sebesar 59,5%, naik dari Rp 4,2 juta per bulan pada tahun lalu, menjadi Rp6,7 juta per bulan.
Penurunan angka kemiskinan ini ternyata juga dibantu oleh program kesehatan Amartha, yang berhasil mendistribusikan 7.039 pasang kacamata untuk membantu 33% penerimanya merasakan peningkatan produktivitas sebanyak empat jam per hari.
“Penghargaan ini menjadi motivasi Amartha untuk bekerja lebih keras lagi dalam memberikan layanan dan pendampingan untuk mensejahterakan perempuan tangguh para mitra Amartha yang berada dipesedaan Indonesia,” terang Andi Taufan Garuda Putra, CEO dan Founder Amartha Fintek.
Sesuai dengan visi Amartha untuk mewujudkan kesejahteraan merata bagi kita, Indonesia, Amartha saat ini sudah memperluas jangkauan pelayanan ke luar Jawa, dimulai dengan Sulawesi. Secara serentak di bulan September lalu, Amartha telah hadir di dua belas kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara dan akan terus bertambah.
Tentang Amartha Fintek
PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha didirikan pada tahun 2010 sebagai Lembaga Keuangan Mikro. Pada tahun 2016 Amartha bertransformasi menjadi perusahaan teknologi finansial terpercaya yang kini telah memiliki izin usaha dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
Amartha memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan merata bagi kita, Indonesia. Dimulai dengan layanan peer to peer lending, Amartha menghubungkan pendana di kota dengan para perempuan pelaku usaha mikro di desa melalui teknologi.
Amartha memberikan akses, layanan dan edukasi keuangan kepada perempuan perempuan tangguh pengusaha mikro yang merupakan penggerak ekonomi bangsa. Lebih dari Rp1,42 Triliun rupiah modal usaha dari pendana telah Amartha salurkan kepada lebih dari 300 ribu mitra usaha perempuan di Indonesia.
Pendana Amartha pun mendapatkan keamanan dengan implementasi upaya sistem tanggung renteng, meraih keuntungan hingga 15% per tahun, dan menciptakan dampak sosial yang nyata di masyarakat.