harbolnas

Evaluasi Harbolnas 2018: Fenomena “Barang Sama, Harga (Jauh) Beda”

Siaran Pers: Untuk Segera Dimuat

Jakarta, 29 Januari 2019

Indonesia merupakan pasar yang besar bagi perdagangan e-commerce. Data yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2018, menyebutkan bahwa dari 265 juta penduduk Indonesia, terdapat 50 juta orang pengguna internet atau digital ekonomi di Indonesia yang sudah terbiasa belanja online.

Harbolnas 2018 jadi buktinya, dengan penjualan sebesar Rp6,8 Triliun meningkat 32,85% dibanding Harbolnas 2017.

Berbagai program diskon harga fantastis sangat mudah ditemui di seluruh e-commerce. Hal ini tentu menarik perhatian para reseller yang ingin mengeruk keuntungan. Fakta dalam Harbolnas 2018 lalu yang ditemukan oleh Jakmall.com, banyak reseller atau penjual kembali sebenarnya tidak memiliki stok barang. Mereka hanya membeli stok barang dari e-commerce seperti Jakmall dan kemudian menjual kembali di e-commerce lain dengan harga lebih mahal.

Fakta diatas bisa ditemukan terjadi pada produk Xiaomi Mi AirDots Lite TWS Bluetooth Earphone:

  • Pada Jakmall.com dijual di harga terendah Rp 599.000, terjual sebanyak 179 kali.
  • Pada “e-commerce hijau”, dijual lebih mahal seharga Rp 625.000.
  • Pada “e-commerce merah”, dijual lebih mahal lagi di harga terendah Rp 633.000.
  • Pada “e-commerce oranye”, bahkan dijual di harga terendah Rp 769.000

Menurut Reza Aggi Prasetyo, Chief Marketing Officer Jakmall.com, salah satu penyebab terjadinya ketimpangan harga ini dikarenakan banyaknya reseller atau penjual kembali yang membuka lapak di berbagai e-commerce, menjual barang yang sama yang mereka beli dari e-commerce yang paling murah seperti Jakmall.com. “Yang kami temukan reseller ini banyak sekali menyebar di e-commerce lain, ternyata mereka membeli barangnya dari penjual yang selama ini ada di Jakmall. Reseller tadi menaikkan harga jual puluhan bahkan sampai seratus ribu rupiah per barang,” ujar Reza saat ditemui di Jakarta.

Barang di Jakmall.com menjadi incaran para reseller karena paling murah dibandingkan e-commerce lain pada Harbolnas 2018 lalu, karena sistem kerja dari Jakmall adalah secara selektif memilih penjual yang pasti memiliki stok produk mereka sendiri. Ini yang tidak dilakukan di e-commerce lain. “Penjual yang memiliki barang yang sama dengan harga lebih mahal tentu tidak bisa ditampilkan di Jakmall.com,” kata Sugiri R. Wijaya, Co-founder dan Chief Business Development Officer Jakmall.com.

Pada gelaran Harbolnas 2018 lalu. Jakmall.com berhasil mencatat kenaikan penjualan 4.5 kali lipat lebih tinggi dibanding tahun 2017, serta kenaikan penjualan tiga kali lipat dibanding tahun 2016. Jam tangan adalah salah satu produk yang paling laris terjual di Jakmall.com, sementara charger ponsel dan earphone berada di urutan kedua dan ketiga. Untuk melanjutkan kesuksesan di 2018, Jakmall.com akan memulai 2019 dengan campaign #MurahnyaJuara.

Tentang Jakmall.com

Jakmall.com merupakan marketplace dengan jaminan harga yang #MurahnyaJuara yang berdiri sejak 2016. Jumlah kunjungan Jakmall.com meningkatkan 11.7% di setiap bulannya. Pengguna aktif terdaftar Jakmall.com sebesar 1.7 juta. Sebagai marketplace yang identik dengan warna merah ini dimulai dari sebuah ide untuk mendukung pengembangan ekonomi yang ada di Indonesia. Jakmall.com berkomitmen menciptakan sebuah platform yang menyediakan kesempatan bagi bisnis berkembang untuk memasarkan produknya dan mendapat pelanggan secara cepat dan tepat.

Share with

Leave a Reply

Popular Post
Archives
en_US