beradaptasi

Beradaptasi Dengan Perubahan: Kunci Strategi Komunikasi Tetap Relevan

Menyusun strategi komunikasi yang efektif dan berdampak positif merupakan salah satu tugas utama seorang praktisi humas. Namun, hal tersebut menjadi sebuah tantangan akibat pesatnya perubahan yang terjadi di masyarakat. Program kehumasan yang berhasil dilakukan 5 tahun lalu belum tentu akan mendapatkan hasil yang sama dengan kondisi sekarang.

Oleh karena itu untuk dapat melakukan tugas dengan baik, Humas harus selalu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada kebiasaan masyarakat dan mengimplementasikan perubahan tersebut kedalam perencanaan strategi komunikasi agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Lantas, bagaimana cara memastikan strategi komunikasi yang relevan di tengah perubahan?

Jadikan remapping audience sebagai kebiasaan

Dalam kurun waktu yang singkat, berbagai faktor dapat mempengaruhi perubahan perilaku konsumen. Dengan melakukan remapping audience, para praktisi humas dapat memahami aspek yang mempengaruhi perubahan perilaku tersebut dan mendapatkan wawasan yang berharga untuk memastikan relevansi strategi komunikasi yang dilakukan.

Remapping audience adalah sebuah metode mempelajari dan menganalisa perubahan perilaku audience, yang bertujuan untuk memastikan strategi komunikasi yang sedang direncanakan atau dilakukan dapat diterima dengan baik oleh target audience.

Remapping audience harus dilakukan secara berkala, karena perubahan dapat terjadi kapan saja. Remapping audience juga tidak selalu membutuhkan budget yang besar dan melibatkan lembaga survei, banyak tools online yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan hal tersebut tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.

Salah satu yang paling mudah untuk digunakan adalah fitur polls yang tersedia di Instagram, LinkedIn dan Twitter, meskipun skalanya mungkin kecil dan terbatas namun hasilnya tetap dapat memberikan gambaran mengenai pola pikir audiens kita. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah melalui social listening, yaitu menganalisa opini publik mengenai sebuah isu yang tersebar di media sosial.

Namun, tidak semuanya dapat dilakukan secara online. On site observation juga perlu dilakukan, agar insight yang didapat balance dan sesuai dengan realita yang terjadi di dunia nyata. Bagaimanapun metodenya, yang terpenting adalah kita harus menjadikan remapping audience sebagai kebiasaan dan konsisten dalam melakukannya.

Tidak ada strategi komunikasi yang one size fits all

Indonesia memiliki masyarakat yang sangat beragam. Ada masyarakat yang tinggal di perkotaan dan melek teknologi, namun ada juga masyarakat yang tinggal di desa dan bahkan tidak memiliki smartphone atau jaringan internet yang stabil. Hal inilah yang perlu dipertimbangkan untuk merancang strategi komunikasi ketika berhadapan dengan berbagai karakter audiens.

Sebagai contoh, kita tidak bisa menyebarkan infografis di akun media sosial perusahaan dan berharap masyarakat yang tinggal di pedesaan dan tidak memiliki jaringan internet bisa mendapatkan informasi yang telah kita sampaikan.

Selain menyesuaikan strategi komunikasi dengan demografi target audiens, platform penyampaian informasi juga perlu diperhatikan. Jika kita menggunakan media sosial, maka gaya bahasa yang digunakan tidak boleh terlalu baku atau formal. Begitu pula sebaliknya, jika media yang digunakan adalah media konvensional, maka sebaiknya menghindari istilah-istilah atau gaya berbahasa yang biasa digunakan di media sosial.

Perubahan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Oleh sebab itu, keinginan untuk terus belajar dan beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat merupakan soft skill yang wajib diasah oleh para praktisi Humas. Dengan melakukan remapping audience secara konsisten dan berkala, serta terus mengeksplorasi tools dan channel komunikasi baru, strategi komunikasi yang kita buat akan lebih efektif, tepat sasaran, dan relevan.

Written by Cynthia Namira, PR Consultancy Intern

Share with

Tinggalkan Balasan

Popular Post
Arsip
id_ID