Indonesia memiliki jumlah pengguna internet yang diperkirakan 202,6 juta pengguna. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Maka tak heran kalau netizen Indonesia memiliki kekuatan yang besar di beberapa kesempatan sekaligus dunia digital yang semakin berkembang menambah masalah kehidupan duniawi pun viral. Belum lagi, adanya survei oleh Microsoft terkait Tingkat Kesopanan Pengguna Internet sepanjang 2020. Pada laporan berjudul Digital Civility Index (DCI), Indonesia ada dalam urutan ke-29 dari 32 negara. Wah ternyata posisi Indonesia terendah di Asia Tenggara.
Berikut adalah 5 contoh mulai dari kasus di bidang olahraga, teknologi, hingga kasus lainnya ala Media Buffet PR:
Daftar Isi:
Kekuatan Netizen Indonesia
Jari Netizen Hempaskan Akun IG
Seruan para Badminton Lovers atau sering disebut BL menyerbu akun instagram All England hingga BWF ini mengundang banyak dukungan. Bagaimana tidak, netizen geram oleh insiden skuad bulutangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari ajang All England. Otoritas kesehatan Inggris diketahui memerintahkan skuad Merah Putih melakukan isolasi mandiri usai berada dalam satu pesawat dengan penumpang yang terinfeksi Covid-19. Tak menunggu lama, diduga serbuan netizen +62 ini mengakibatkan kolom komentar akun BWF untuk sementara ditutup. Bahkan, parahnya lagi akun resmi IG All England hilang. Kebayang bukan, betapa mereka kewalahan dengan jari-jari netizen +62.
Hanya Butuh 24 Jam
Baru-baru ini jagat media sosial dihebohkan oleh kisah seorang anak laki-laki yang akhirnya ditemukan setelah 5 tahun menghilang. Bermula dari sang kakak bernama Nathan yang mengunggah foto sang adik dengan jargon “Twitter please do your magic” dan berharap netizen dapat membantu mencari adiknya tersebut. Sebelumnya, ia pun telah berusaha untuk melapor ke pihak kepolisian namun berujung nihil. Hanya membutuhkan waktu 24 jam, Nathan menemukan sang adik dari lelaki bernama Puji Setiawan yang berkomentar dan mengunggah foto anak laki-laki mirip adik Nathan, Yehezkiel. Kekuatan digital ini benar-benar menyelamatkan kesedihan berujung kebahagiaan. Akhirnya..
Salah Serang
Kini beralih ke serangan untuk startup fintech peer-to-peer lending Restock.id. Bermula dari sang founder sekaligus CEO yang viral karena menodongkan pistol saat cekcok dengan ojek online (ojol). Aksinya ini pun membuat netizen bergerak menyerang aplikasi Restock yang ada di Google Play Store dengan memberikan bintang satu dan berbagai review negatif. Namun, setelah ditelusuri netizen +62 ini salah sasaran ke aplikasi Restock yang lain, garapan startup luar negeri. Yakni aplikasi kalkulator kebutuhan rumah tangga. Wah ini mah namanya salah lapak ya, bundd.
Pergerakan Melalui Nyinyiran Netizen 5 bulan yang lalu, kasus tabrakan oleh satu unit truk tanah pada salah satu rumah di wilayah Kampung Melayu, Tangerang ini mendapat perhatian netizen. Pasalnya, netizen mengunggah video tersebut di jagat maya dan mengeluhkan keberadaan truk-truk tersebut membuat kehidupan mereka terancam. Jika cerah, debu bertebaran seakan mandi debu. Sementara, jika musim hujan berpotensi licin akibat tanah liat yang tumpah ke jalan. Dishub Tangerang pun lantas bergerak untuk melakukan patroli, dan netizen pun menduga akan selesai dalam waktu 3 hari.
Takluk Akibat Desakan Netizen Terdapat video aksi kekerasan polisi pada warga sipil yang viral di kalangan netizen +62. Seorang mahasiswa dibanting oleh anggota kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Bupati Tangerang, Banten. Video berdurasi 48 detik itu memperlihatkan seorang aparat kepolisian yang membanting mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Bahkan, setelah kejadian tersebut oknum polisi berseragam gelap menghilang pergi meninggalkan korban.Netizen pun beramai-ramai menekan polisi untuk ,menghadirkan sang oknum yang melakukan kekerasan agar muncul melakukan klarifikasi. Akhirnya, oknum polisi tersebut melakukan permohonan maaf dalam sebuah video yang beredar di Twitter.
Beberapa contoh kejadian akibat kekuatan netizen dan perkembangan dunia digital ini memang membuat kita geleng-geleng sendiri. Tak menutup kemungkinan, netizen +62 memang perlu memanfaatkan dunia digital yang semakin berkembang. Di sisi lain, tidak selalu netizen +62 bercap buruk, nyatanya beberapa kesempatan, netizen pun bisa menjadi penolong.
Written by Ajeng Dwi Wardani, Public Relations Intern at Media Buffet PR