Di Media Buffet, Mas Bima—our CEO—sering banget nyuruh kami bikin konten internal. Tujuannya jelas: meningkatkan digital presence Media Buffet. Konten corporate branding yang kami produksi nggak cuma sekadar postingan, tapi juga bikin audiens penasaran.
Menariknya, rasa penasaran ini kebanyakan bernada positif. Banyak yang komen, “Wah, kantornya seru banget!” atau “Hahaha, kalian lucu banget!” bahkan ada yang nanya, “Gimana ya caranya magang di Media Buffet?”
Fenomena Konten Corporate Branding
Sekarang ini, brand nggak cuma jualan produk atau jasa di TikTok dan Instagram, tapi mulai membangun image lewat kedua platform tersebut.. Bukan mempromosikan produk atau jasa, banyak perusahaan justru menampilkan keseharian mereka di kantor—mulai dari vibes kerja, budaya perusahaan, sampai behind-the-scenes yang relatable banget.
Beberapa brand bahkan menjadikan karyawan sebagai “bintang utama” dalam kontennya. Misalnya, Mba CETE dari Optikalunett yang selalu pakai kacamata kantornya saat commuting, atau Mas Tenue dari Tenue de Attire yang jago banget impersonate berbagai karakter dengan outfit dari brand tempatnya bekerja. Konten kayak gini terasa lebih dekat, real, dan pastinya lebih engaging buat audiens.
Nggak heran kalau strategi corporate branding berbasis konten ini makin nge-hits. Selain bikin brand exposure makin luas, pendekatan ini juga membangun koneksi emosional dengan audiens—dengan cara yang lebih organik, fun, dan pastinya gampang relate!
Jenis-jenis Konten Corporate Branding di TikTok
Storytelling brand
Konten ini berfokus pada history dari pendirian perusahaan, termasuk visi, misi, serta produk dan jasa yang ditawarkan. Tujuan utama dari konten ini biasanya bertujuan untuk build awareness dan menarik leads baru. Jenis konten seperti ini lebih cocok untuk perusahaan baru yang mencoba untuk memperkenalkan diri dan membangun kredibilitas.
Behind-the-scenes
Konten ini menampilkan aktivitas internal perusahaan, termasuk work culture, kegiatan internal, hingga momen spesial yang terjadi. Cirinya adalah banyak melibatkan karyawan ketimbang produk atau jasa yang dijual. Jenis konten seperti ini yang sering banget ditemukan di media sosial perusahaan karena sifatnya yang organik. Nggak heran, konten seperti ini mampu mengundang engagement yang tinggi.
Media Buffet sering menggunakan jenis konten ini untuk membangun brand perusahaan. Mulai dari kegiatan Raker ke Bandung hingga saat olahraga bareng.
Employee advocacy (karyawan sebagai duta brand)
Mbak CETE atau Mas-mas Tenue, mereka adalah contoh sukses dari employee advocacy dalam corporate branding. Tanpa perlu bayar influencer mahal-mahal, mereka memanfaatkan karyawan sebagai ‘wajah’ brand. Dengan pola konten yang konsisten dan engaging, mereka berhasil membangun audiens yang loyal.
Strategi ini nggak cuma bikin brand lebih autentik, tapi juga lebih relatable. Karyawan yang tampil di konten bisa jadi brand ambassador alami, karena siapa sih yang lebih paham budaya perusahaan kalau bukan orang dalamnya? Konsistensi dan storytelling yang kuat jadi kunci kenapa strategi ini works!
Thought leadership
Thought leadership adalah jenis hard content yang berfokus pada edukasi industri dan wawasan mendalam dari perusahaan. Konten ini tak cuma sebagai upaya membangun kredibilitas brand, tapi juga menegaskan posisi perusahaan sebagai leader dan influencer di industrinya. Karena sifatnya yang informatif dan bernilai tinggi, konten ini sangat cocok untuk di-cross-channel ke platform lain seperti LinkedIn, blog perusahaan, atau newsletter.
Well, konten corporate branding bukan sekadar tren, tapi strategi untuk membangun kedekatan dengan audiens. Selain meningkatkan digital presence, konten corporate branding yang autentik juga bisa menarik perhatian lebih banyak. Buat yang penasaran sama konten corporate branding ala Media Buffet, bisa banget cek langsung di Instagram kami!
Penulis: Sonya Prameswari