Dalam dunia branding, mengenal audiens itu ibarat kenalan sama gebetan. Nggak cukup cuma tahu nama dan umur, tapi juga harus paham kebiasaan, minat, bahkan pola pikirnya. Kenapa? Karena semakin dalam pemahaman kita tentang audience, semakin mudah juga untuk membangun hubungan yang kuat dan tahan lama. Inilah alasan kenapa pendekatan psikologis dalam strategi komunikasi brand menjadi senjata penting.
Daftar Isi:
Setiap brand yang sukses pasti punya strategi komunikasi yang relevan dengan target pasarnya. Kenapa? Karena pendekatan yang tepat akan bikin brand terasa lebih dekat dan personal bagi konsumennya.
Coba bayangkan dua brand dengan produk yang sama, tapi cara komunikasinya berbeda. Brand pertama menggunakan bahasa yang kaku dan formal, sementara brand kedua lebih santai, relate, dan sesuai dengan gaya bicara konsumennya. Kira-kira, mana yang lebih menarik? Sudah jelas yang kedua, karena dapat menimbulkan kesan “kedekatan” di audience. Hal ini dapat membuka peluang untuk brand yang lebih akrab dengan audiencenya dapat dipertimbangkan untuk dilibatkan dalam keseharian.
Audience behaviour mencakup kebiasaan, minat, dan faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan mereka dalam membeli atau berinteraksi dengan brand. Perkembangan teknologi saat ini membuat perilaku audience semakin mudah dipantau melalui Digital PR, seperti analisis data media sosial, Google Trends, Google Analytics dan Keyword Planner. Dengan tools digital yang tepat, brand bisa mendapatkan insight yang lebih akurat untuk menyusun strategi komunikasi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Misalnya, anak muda saat ini lebih suka interaksi dua arah dengan brand, makanya social media engagement jadi penting. Sementara generasi yang lebih tua mungkin lebih percaya dengan word of mouth atau rekomendasi dari orang yang mereka kenal. Kalau brand tidak memahami ini, bisa-bisa strategi komunikasinya jadi kurang efektif dan nggak nyambung dengan audiensnya.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami audience adalah dengan menggunakan teknik emotional branding. Menurut Marc Gobe, seorang pakar di bidang branding, seperti yang dikutip dari Forbes, pendekatan emotional branding menekankan pentingnya penggunaan pemicu emosi dalam strategi pemasaran untuk membangun koneksi yang lebih kuat atau hubungan emosional dengan audiens, sehingga merek dapat lebih menonjol di pasar yang kompetitif.
Kenapa Harus Pakai Emotional Branding?
Emotional Branding melibatkan pendekatan psikologis, dimana dalam strategi komunikasi yang menggunakan hal ini bukan cuma buat gaya-gayaan, tapi benar-benar memberikan dampak besar bagi sebuah brand. Beberapa manfaatnya antara lain:
- Membangun Loyalitas – Konsumen cenderung lebih loyal pada brand yang memahami kebutuhan emosional mereka.
- Meningkatkan Engagement – Pesan yang lebih relate dengan psikologi audience akan lebih mudah diingat dan mendapat respons.
- Mendorong Keputusan Pembelian – Keputusan membeli sering kali bukan hanya soal kebutuhan, tapi juga emosi. Pendekatan psikologis bisa memainkan faktor ini.
Salah satu contoh brand yang sukses menerapkan pendekatan emotional branding adalah Wardah. Melalui campaign Beauty Moves You, Wardah tidak hanya menjual produk kecantikan, tetapi juga mengajak perempuan Indonesia untuk lebih percaya diri dan berani mengambil peran dalam kehidupan mereka.
Alih-alih sekadar promosi produk, Wardah membangun emotional connection dengan audience melalui cerita inspiratif, kolaborasi dengan perempuan hebat, serta campaign yang mengangkat isu pemberdayaan wanita.
Ada juga Fenomena yang melibatkan Emotional Branding yang terkenal loh!
Kalau ngomongin pendekatan psikologis dalam branding, tidak bisa lepas dari fenomena K-Pop. Industri ini berhasil membangun hubungan emosional yang kuat antara idol dan fansnya.
Misal, banyak idol K-Pop yang menggunakan strategi komunikasi personal seperti live streaming, fan meeting, dan interaksi langsung di media sosial untuk menciptakan kedekatan. Hasilnya? Fanbase yang tidak cuma loyal, tapi juga aktif mempromosikan idol mereka tanpa diminta. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan psikologis yang tepat bisa menciptakan komunitas yang solid dan mendukung brand dalam jangka panjang.
Seberapa Mudah Brand Menerapkan Audience Behaviour atau Emotional Branding?
Tentu saja, memahami audience dan membuat strategi yang melibatkan emosional mereka secara efektif bukan perkara mudah. Itulah kenapa banyak brand menggandeng Brand Communication agency untuk membantu mereka menyusun strategi komunikasi yang lebih tajam dan relevan.
Jika perusahaan Anda membutuhkan Brand Communication agency, Media Buffet siap bisa jadi pilihan.