digital campaign #KaburAjaDulu

Apa yang Bisa Brand Pelajari dari Digital Campaign  #KaburAjaDulu?

Siapa sangka, satu tagar bisa mengguncang media sosial Indonesia? #KaburAjaDulu yang awalnya cuma keluhan biasa netizen, berkembang jadi digital campaign yang masif. Biaya pendidikan mahal, kesempatan kerja minim, gaji kecil, dan biaya hidup makin berat menjadi fokus keresahan netizen dalam gerakan ini. 

Lalu, apa saja yang bisa dipelajari brand dari gerakan #KaburAjaDulu?

Menakar Dampak Digital Campaign #KaburAjaDulu

Berdasarkan pantauan media sosial yang dilakukan Tim Media Buffet selama periode Februari hingga Maret 2025, terdapat 52 ribu postingan yang menggunakan tagar ini. Dengan total 387 juta reach dan 19 juta interactions,  menunjukkan tingginya partisipasi netizen dalam campaign ini. Peningkatan pencarian kata kunci “kerja di luar negeri” dan “beasiswa luar negeri” di Google Trends juga menandakan adanya dampak besar dari tren #KaburAjaDulu. 

Hal ini menunjukkan bahwa tren #KaburAjaDulu bukan sekadar tren sesaat namun refleksi nyata dari keresahan generasi muda terhadap masa depan mereka. Dengan memahami data ini, brand bisa melihat bagaimana audiens mereka bereaksi terhadap isu sosial dan mencari cara untuk merancang digital campaign yang lebih relevan.

Peran Media & Influencer dalam Penyebaran #KaburAjaDulu

Viralitas sebuah tren di media sosial tidak terjadi begitu saja. Dalam tren #KaburAjaDulu, media dan influencer memainkan peran besar dalam mempercepat penyebaran dan memperkuat narasi. Media berita seperti Detik.com, KompasTV, dan tvOneNews mengangkat isu ini, memberikan panggung yang lebih luas bagi gerakan ini untuk menjadi perbincangan publik. Artikel-artikel yang membahas tren ini kemudian menyebar ke berbagai platform lain, meningkatkan eksposur dan membuat lebih banyak orang ikut serta dalam diskusi.

Influencer di Twitter dan TikTok juga turut mendorong viralitas digital campaign ini. Beberapa influencer besar, seperti Vina Muliana dan Boy Candra, ikut mengomentari fenomena ini. Hal tersebut tentu dapat memperkuat resonansi emosional yang sudah terbentuk di kalangan audiens mereka. Dengan adanya influencer yang memperbincangkan isu ini maka semakin banyak netizen yang terlibat dan merasa relevan dengan gerakan ini.

Selain influencer, algoritma media sosial juga berperan penting. Twitter mempromosikan tagar yang memiliki engagement tinggi ke dalam kolom trending topics-nya, sementara TikTok menggunakan sistem For You Page (FYP) yang membuat konten #KaburAjaDulu lebih mudah ditemukan oleh pengguna yang tertarik dengan topik serupa. Hal ini mempercepat penyebaran dan menjadikan #KaburAjaDulu sebagai tren yang bertahan lebih lama dibandingkan tren viral biasa.

Kesimpulan: Brand Bisa Belajar dari Data & Dinamika Media Sosial

Melalui data dan analisis ini, kita bisa melihat bahwa digital campaign #KaburAjaDulu bukan sekadar tren spontan, tapi gerakan digital yang memiliki dampak besar di media sosial. Dengan mempelajari cara tren ini menyebar, brand dapat mengambil insight tentang bagaimana membangun digital campaign yang engaging dan berbasis data.

Apa yang bisa Brand pelajari?

  • Pantau tren dengan data – Gunakan tools seperti Brand24 atau Google Trends untuk memahami apa yang sedang ramai diperbincangkan.
  • Aktif Social Listening – Perhatikan bagaimana audiens bereaksi terhadap isu sosial sebelum masuk ke dalam percakapan. 
  • Gunakan Narasi Digital yang Powerful – Sebuah digital campaign akan lebih powerful apabila dikombinasikan dengan relevansi dan emosi audiens.
  • Manfaatkan Influencer & Media – Strategi penyebaran informasi bisa lebih efektif jika melibatkan opinion leaders.

Dengan memahami dinamika digital, brand bisa menciptakan digital campaign yang tidak hanya viral, tetapi juga berdampak nyata di media sosial. 
Melihat bagaimana #KaburAjaDulu sukses menyebar luas, brand harus semakin peka dalam membangun campaign yang engaging dan relevan. Jika ingin menciptakan digital campaign yang strategis, berbasis data, dan bisa mencuri perhatian di media sosial, Media Buffet siap membantu!

Penulis: Zhalwa Mawar

Share with
Popular Post
Archives
en_US